Senin, 28 Oktober 2013

Kenyataan... Perih. Sakit.

kenyataan memang terkadang tak selamanya mengenakkan hati… Kenyataan justru cenderung membuat perasaan jauh lebih teriris dibandingkan dengan ketertutupan kenyataan…
Semuanya sudah terungkap.. Kisah antara, aku, kamu, dia, (dan ternyata ada mereka).
Perih… sakit… kecewa… hanya itu yang bisa kukatakan bagaimana rasanya mengetahui semua kenyataan. Mengapa semua yang tak mengenakkan datang pada saat bersamaan? disaat yang kubutuhkan saat ini adalah ketenangan dan dukungan dari orang yang (katanya) menyayangiku?
Ingin menangis, namun rasanya air mata ini terlalu berharga untuk sebuah pengkhianatan.
Ingin tersenyum, namun rasanya bibir ini terlalu kelu dan kaku untuk tetap berpura-pura melengkung menghiasi wajah yang sendu.
Ingin melupakan, namun selalu saja ada hal yang membuatku mengingat pada setiap untaian cerita kenyataan yang telah dipertemukan denganku.
Luka… perih… ngilu… tak pernah kurasakan seperti ini sebelumnya. Seperti goresan silet yang mengiris, luka terbuka terkena angin, tertetes air. Sakit. Perih. Ingin menjerit.
Seharusnya aku sudah sadar sebelum ini, akan konsekuensi yang akan ku hadapi dalam perjalanan hubungan ini. Namun tak pernah kusangka jika yang kuhadapi adalah konsekuensi yang sangat besar. Bukan hanya masalah “perbedaan”, namun juga ternyata adalah masalah “pengkhianatan”. Dan aku, bukan jadi yang pertama.
Mungkin aku bisa saja mengatakan, “Aku akan baik-baik saja, seiring berjalannya waktu”, namun hati ini.. ya hati ini terasa perih saat akan mengatakan itu. Aku ingin kuat, aku ingin dikuatkan………………………
Aku terlanjur rapuh……………..
Rapuh karena terlalu percaya pada seorang pengkhianat,
Rapuh karena terlalu menyayangi seorang pengkhianat,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar